Monday, October 31, 2011

Reflek Ucapan yang Baik

"Kebiasaan (baik/buruk) yang dilakukan, lama kelamaan akan membentuk kepribadian seseorang. (disadari atau tidak)"
Cerita....
Aku masih teringat ketika usia SMP-SMA dulu... betapa banyak ucapan-ucapan yang sering aku dan teman-teman ucapkan yang sebenernya sama sekali tidak bermanfaat dan mungkin sebagian menilai ucapan2 itu 'kurang sopan'. Dan anehnya kami (aku dan teman2ku) justru malah senang dan merasa bangga dengan hal-hal yang kami lakukan. Kami merasa telah membuat lelucon dengan ucapan kami...

Satu kata yang masih aku ingat yaitu kata 'NYEBELI' yang dulunya sering aku ucapkan secara reflek kalau sedang kecewa terhadap sesuatu, atau sebenernya tidak terlalu kecewa pun ak mengucapkannya...karena sudah menjadi kebiasaan.


Hari itu entah kenapa tak sengaja aku bilang 'NYEBELI' di depan ortu ku... sungguh sama sekali ak tak bermaksud menyakiti perasaannya... samasekali... ak hanya reflek...
Dan kelihatannya ortu ku menganggap kata2ku serius...
"Apa aku nyebeli katamu????"

Hmmm, ingin ak menarik ucapanku... karena... ak tak bermaksud berkata seperti itu... maafkan aku...

Aku sadar sekarang aku bukan anak kecil lagi, yang mudah untuk meniru hal-hal yang tidak sesuai dengan hati nurani ku... yang tidak sesuai dengan karakterku...

Dan mungkin mulai saat ini aku harus membiasakan ucapan yang baik...

Ucapan Islami

Ternyata banyak juga reflek ucapan yag sebenernya lebih berarti... Berikut ini beberapa contohnya, hasil searching-ku di google...
  1. bismillahhirrahmannirrahim:
    Diucapkan  tiap-tiap hendak melakukan sesuatu.  Ternyata banyak saat-saat yang kita disunnahkan untuk mengluarkan lafadz ini. Yang pertama adalah saat hendak mulai makan. Cukup dengan ‘bismillah’. Maka setan tidak akan dapat ikut makan bersama kita. Adapun jika kita terlupa membaca ‘bismillah’ di awal waktu kita makan, maka kita cukup membasa ‘bismillah awwalahu wa aakhirohu’ di saat kita ingat. Kita juga disunnahkan membaca bismillah ketika kendaraan yang kita kendarai mogok. (HR. Abu Daud, dinyatakan shahih oleh Syaikh al-Albani dalam Shahih Sunan Abu Daud III/941)

  2.  alhamdulliah
    Diucapkan pada tiap-tiap habis melakukan sesuatu.

    Saat bersin kita ucapkan “Alhamdulillah” (Segala Puji bagi Allah). Yang mendengar menjawab “Yarhamukallahu”  (Semoga Allah merahmatimu). Yang bersin menjawab lagi “Yahdikumullahu wa yushlihu baalakum.”(Semoga Allah memberi petunjuk dan memperbaiki keadaanmu.)

  3.  astagfirrullah Jika tersilap mengatakan sesuatu yang buruk. Kita sebagai wanita juga diperintah untuk memperbanyak istighfar, sebagaimana dalam hadits berikut,

    “Wahai sekalian kaum wanita, bersedekahlah dan perbanyaklah istighfar, karena sesungguhnya aku melihat kalian adalah kebanyakan penghuni neraka!”

    Seorang wanita dari mereka bertanya, “Wahai Rasululllah, mengapa kami menjadi kebanyakan penghuni neraka?”

    Beliau menjawab, “Kalian terlalu banyak melaknat dan ingkar (tidak bersyukur) terhadap (kebaikan) suami, aku tidak melihat orang yang kurang akal dan agamanya bisa mengalahkan lelaki yang berakal kecuali kalian.”

    Ia bertanya, “Apa maksudnya kurang akal dan agama?”

    Beliau menjawab, “Persaksian dua orang wanita sama dengan seorang laki-laii dan wanita berdiam diri beberapa hari tanpa shalat.”
    (HR. Muslim)

    (dr: muslimah.or.id)
  4. insyaallah
    Jika ingin muelakukan sesuatu pada masa akan datang
  5. lahaulawalaquataillahbillah
    Bila tidak dapat melakukan sesuatu yang agak berat atau melihat sesuatu yang buruk.
  6. innalillah
    Jika menghadapi musibah atau melihat kematian.

  7. laailaahaillallah
    Bacalah sepanjang siang dan malam sebanyak-banyaknya.amalkanlah selalu moga-moga kita tergolong dikalangan orang yang terpilih oleh Allah.oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
    Seorang yang terkejut disunnahkan untuk mengucapkan lafadz ‘laa ilah illallah’. (HR. Bukhari dalam Fathul Baari VI/181 dan Muslim IV/22208)

  8. Allohuakbar
    Lafadz Allahu Akbar juga sunnah diucapkan ketika melihat sesuatu yang menakjubkan dari ciptaan Allah (HR. Bukhari dalam al-Fath). Lafadz ini juga termasuk dzikir yang sunnah diucapkan ketika dalam perjalanan dengan kondisi jalan yang menanjak. (HR. Bukhari dalam al-Fath VI/135)

  9. Masya Allah
    Yang satu ini, seringkali dilafalkan bukan pada tempatnya. Masya Allah memiliki makna “Atas kehendak Allah”. Lafadz ini diucapkan ketika kita takjub melihat kelebihan yang dimiliki oleh orang lain, baik berupa harta, kondisi fisik atau yang lainnya. Dalam surat Al Kahfi, terdapat tambahan,

    “Masya Allah laa quwwata illa billah”

    “Sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tidak ada kekuatan kecuali dengan bantuan Allah.”

    Lafadz ini juga berkaitan dengan penyakit ‘ain. Dengan melafadzkan “Masya Allah” ketika kita mengaggumi kelebihan yang dimiliki orang lain, diharapkan orang tersebut tidak terkena penyakit ‘ain disebabkan pandangan kita. Karena penyakit ‘ain ini dapat terjadi baik kita sengaja ataupun tidak.

    Nah…yang sering menarik pandangan seseorang adalah tingkah dan fisik anak kecil yang menggoda. Pipinya yang lucu, matanya yang nakal dan lain sebagainya. Lalu datanglah pujian dari sanak, saudara atau teman sekitar kita. Namun kita mungkin lupa, bahwa anak juga merupakan anugrah yang dapat terkena ‘ain. Maka, ingatkanlah orang-orang sekitar untuk mengucapkan masya Allah ketika memberikan pujian kepada anak kita. Begitupula dengan kita sendiri ketika memuji anak atau benda milik seseorang, maka ucapkanlah ‘masya Allah’ ini. (dr: muslimah.or.id)

  10. Subhanalloh
    Saat kita melihat hal yang mengagumkan, kita bisa mengucapkan “Subhanallah” (Maha Suci Allah) yang telah menciptakan benda tersebut. Lafadz ini juga disunnahkan untuk diucapkan ketika kita dalam perjalanan dengan kondisi jalan yang menurun (HR. Bukhari dalam al-Fath VI/135). Dapat pula kita ucapkan ketika kita sedang takjub dengan kebesaran ciptaan Allah Subhanahu wa Ta’ala (HR. Bukhari)

Monday, October 10, 2011

Apa kamu beneran 'mau' marah?

Saat aku menulis ini aku sedang tidak marah. Sebenernya sudah dari kemaren aku ingin menulis ini, saat aku merasakan sedikit perasaan emmm marah...

Sempet kemaren marasa sebel dengan seseorang, 'hanya gara-gara ucapan' Mungkin kedengarannya simple sekali. Ya memang simpel.

Tapi sungguh aku tidak betah kalau harus mendiamkan marahku dan tetap menyimpannya didalam hati. Meskipun masih merasa sebel tapi aku nggak betah dengan suasana seperti itu.

Sehari aku ngambek dan cuek, hingga akhirnya aku sadar aku memikirkan masalah yang sebenernya tidak penting. dan sepertinya kasian sekali hidupku kalau hanya karena masalah sepele harus bersedih...


... Buka FB
Secara kebetulan di facebook aku baca postingan dari Pak Mario Teguh, cukup menginspirasi buatku...

Pikirkan terlebih dahulu sebelum kamu memutuskan untuk marah
Berhati-hatilah dalam pelampiasan kemarahanmu.
Janganlah engkau merasa aman karena engkau hanya melampiaskannya sebentar, tidak lama, dan segera setelah itu engkau bersabar lagi, dan meminta maaf.
Sekejap meledaknya kemarahan, sama dengan kejapan ledakan bom atom.
Bagaimana engkau bisa mengharapkan hati orang lain akan seutuhnya pulih dari kerusakan yang terjadi dalam sekejap itu?
Marahlah, tapi gunakanlah tenaga dari kemarahanmu untuk justru menaikkan kelasmu.

Mario Teguh


Kata-kata yang menyentuhku adalah sekejap saja kita meledakkan kemarahan, maka sama dengan kejapan ledakan bom atom.
Hmmm ya memang, aku pikir juga begitu. Biasanya setelah aku marah, setelah itu ada perasaan seperti 'menyesal' atau apa semacam itu...
dan akhirnya gantian aku yang merasa bersalah...
(ngambek gantian ceritanya...)


...sebuah cerita berjudul Paku dan Kemarahan
 Suatu ketika ada seorang anak laki-laki yang mempunyai sifat pemarah. Untuk mengurangi kebiasaan pemarahnya, ayahnya memberikan sekantong paku dan mengatakan pada anak itu untuk memakukan sebuah paku di pagar belakang rumah setiap kali dia marah.

Hari pertama anak itu telah memakuakan 48 buah paku ke pagar… Lalu secara bertahap jumlah itu mulai berkurang. Dia mendapati bahwa ternyata lebih mudah menahan amarahnya daripada memakukan paku ke pagar rumah.

Akhirnya tibalah waktu dimana anak itu merasa sama sekali bisa mengendalikan amarahnya dan tidak cepat kehilangan kesabarannya. Dia memberitahukan hal ini kepada ayahnya, yang kemudian mengusulkan agar dia mencabut satu paku untuk setiap hari dimana dia tidak marah.

Hari-hari berlalu, dan anak laki-laki itu akhirnya memberitahu ayahnya bahwa semua paku telah tercabut olehnya. Lalu sang ayah menuntun anaknya ke pagar. “Hmm, kamu telah berhasil dengan baik anakku, tapi lihatlah lubang-lubang dipagar ini. Pagar ini tidak akan pernah bisa sama seperti sebelumnya.” Sang ayah terdiam sejenak, lalu kembali melanjutkan kata-katanya, “Ketika kamu mengatakan sesuatu dalam kemarahanmu, kata-katamu telah meninggalkan bekas seperti lubang ini…di hati orang lain.”

“Kamu dapat menusukkan pisau pada seseorang, lalu mencabut pisau itu…Tetapi tidak peduli berapa kali kamu meminta maaf, luka tusukan itu akan tetap selalu ada…dan luka karena kata-kata adalah sama buruknya dengan luka pada fisik kita…”

###




Ya memang saat kita marah tanpa kita sadari kita akan melakukan hal-hal yang bisa menyakiti perasaan orang lain. Berkata-kata kasar atau lebih parah dari itu. *jangan ya... Maka dari itu lebih baik pikirkan lagi kalau kita mau marah. Sebenernya marah kita itu berguna atau tidak. Ataukah dengan kita marah justru memperburuk situasi, dan memperbesar masalah? Bersikaplah sebagai orang dewasa... yang bisa menyederhanakan masalah bukan malah membuatnya menjadi semakin rumit.

Good Luck untuk hari ini, tetap semangat :')

Sunday, October 2, 2011

Berjiwa Besar

Sebuah pertanyaan yang aku ajukan di komunitas Yahoo! Answer ...


Untuk menjadi orang yang berjiwa besar haruskah merasakan 'sakit hati'?
Orang yang berjiwa besar berarti memiliki kelapangan hati yang luas....menerima segala yang didapat dengan rasa syukur,,baik atau buruk hasilnya adalah suatu karunia..
"sakit hati" tidak masuk dalam hitungannya..karena rasa ihklas lebih besar didalam hati buat oerang yg berjiwa besar...

thanks to boardrid atas jawabanya...

Mungkin (hampir pasti) setiap orang di dunia ini pernah merasakan sakit hati. Dan apa yang anda rasakan saat itu? mungkin pedih, perih, seperti teriris-iris hatinya, ingin marah atauu apa?

Semua itu memang wajar... sakit hati merupakan suatu proses, dan awal diri mengenal dan membentuk menjadi seorang yang penyabar, kuat, tegar dan berjiwa besar. Tapi sebagai manusia dewasa seharusnya kita bisa mengendalikan emosi kita baik itu diwaktu senang ataupun sedih. Usahakan suasana hati tetap balance...

...untuk menjadi orang berjiwa besar jadikanlah motivasi bahwa sakit hati merupakan bagian dari perkembangan dan pendewasaan diri. jangan mudah terprovokasi oleh masalah yg sekiranya merugikan diri sendiri.
by Vangosh @Yahoo!Answer


Janganlah kita takut sakit hati, karena kita tidak mungkin sakit hati tanpa kita mau kita akan sakit hati. Diri kita sendirilah yang akan menentukan... dan jangan izinkan hatimu tersakiti... ikhlaskanlah...
 

Ikhlaskanlah semua duka dan gembiramu...

Serahkan pada Allah semata,
Searahkan duka gembiramu,
Agar damai senantiasa hatimu...
###

Ketika kita sudah angkat tangan kepada-Nya, maka Dia akan turun tangan...