Friday, July 15, 2011

Kenapa Marah?

Ada beberapa hal yang dapat memicu seseorang untuk marah. Setiap orang bisa berbeda-beda. Ada yang kesenggol dikit aja marah, atau mungkin ada juga yang cuma dilirik aja marah. Tergantung sensitifitas masing-masing orang.

Kali ini aku coba menulis tentang penyebab marah dan pemikiran yang menyebabkan seseorang marah. Aku pernah membaca buku karya Dennis Greenberger, Ph.D & Christine A.,Ph.D yang berjudul "Management pikiran". Bukunya bagus... Menurut buku yang aku baca tersebut, Marah itu adalah hal yang wajar. Seseorang yang tidak bisa menunjukkan marah saat berada dalam kondisi yang mengharuskan untuk marah cenderung untuk menutup diri dan mengalami depresi. Dengan kata lain terkadang marah itu juga diperlukan asal dengan alasan yang tepat.

Ketika aku masih kecil, (aku teringat) rasa marah atau rewel (mungkin seperti rasa ingin nangis) itu seringkali karena aku kelelahan atau merasa lapar atau haus. Benar aku masih ingat. Tapi aku herannya, orang tuaku terutama Ibu ku selalu tau cara menenangkanku. Ibuku selalu saja tau membuatku berhenti ngambek kalo ak lg sebel. Aduh,masa kanak-kanak yang mungkin lucu untuk diingat. Sepertinya dulu aku adalah anak yang nakal...uhuhu, tapi itukan dulu...

Sedangkan menurut buku yang aku baca penyebab marah diantaranya adalah pemikiran bahwa diri kita tidak diperlakukan secara adil, disakiti tanpa sebab, dicegah untuk mendapatkan sesuatu yang kita harapkan atau ingin kita capai.

Kemarahan mungkin akan muncul dalam hubungan yang dekat sekalipun. Kaitan antara kemarahan dan kemesraan paling bisa dipahami dengan mengenali bahwa masing-masing dari kita memiliki berbagai HARAPAN untuk persahabatan kita, hubungan cinta kita, rekan kerja kita atau dengan sesama kita yang lain. Kita hanya memiliki pengharapan pribadi secara khusus yang kecil sekali kepada orang yang hanya kadang-kadang kita temui. Dan sebaliknya. Biasanya semakin dekat hubungan kita dengan seseorang, semakin besar pengharapan kita darinya.

Unfortunately...
Kita jarang sekali mengatakan kepada orang lain tentang pengharapan kita atau bahkan menyadari bahwa kita memiliki pengharapan. Sebelum pengharapan tersebut gagal menjadi kenyataan, kemudian kita merasa sakit, kecewa dan sering kali marah komunikasikanlah harapan tersebut, komunikasikan dengan cara yang santai dan menyenangkan...



Salam,

No comments:

Post a Comment

Silakan tinggalkan komentar anda...